Rabu, 30 April 2014

MANUSIA DENGAN PENDERITAAN (IBD SOFTSKILL)

                                         KISAH BUDAK BUTA DENGAN SEORANG LELAKI


Pagi itu, seorang budak buta duduk di hadapan sebuah bangunan besar dengan tangannya memegang topi sambil menengadahkannya memohon belas kasihan. Di sebelah budak kecil tersebut terdapat sebuah papan dengan tulisan "Saya buta, tolonglah saya." Akhirnya, terdapat beberapa keping duit yang berhasil dikumpulkannya.

Kemudian muncul seorang lelaki berjalan melintasi budak kecil tersebut. Namun, tiba-tiba dia berhenti dan menyeluk sakunya serta mengambil satu lembar wang dan meletakkannya di dalam topi tersebut. Kemudian dia mengambil papan tulisan tersebut, memadamkannya dan menuliskan sebuah perkataan yang lain. Lalu dia meletakkannya kembali di tempat budak buta tersebut agar setiap orang yang lalu di hadapan budak tersebut dapat melihat dan membaca tulisan tersebut dengan jelas.

Tidak lama setelah itu, topi yang dipegang budak buta tersebut telah mulai penuh dengan wang. Hampir setiap orang yang lalu, berhenti dan memberi budak buta tersebut wang.

Saat petang tiba, lelaki yang mengubah tulisan tersebut kembali melintasi di hadapan budak tersebut. Si budak yang mengenali langkah kaki tersebut berusaha menghentikan dan bertanya, "Bukankan anda yang telah mengubah tulisan di papan ini pagi tadi? Apa yang anda tulis?"


Lelaki tersebut menjawab, "Saya menulis sebuah kenyataan, saya menulis apa yang kamu tulis tapi dengan cara berbeza."

Lelaki tersebut menulis:
"Hari ini sangat indah dan saya tidak dapat melihatnya."

Apakah para pembaca sekalian memikirkan bahwa tidak ada bezanya tulisan yang pertama dengan tulisan pengganti tersebut?

Tulisan pertama telah menyebut bahawa budak tersebut buta dan tulisan yang kedua juga begitu. Tetapi, tulisan kedua telah memberitahu kepada orang ramai bahwa mereka sangat-sangat beruntung kerana masih dapat melihat. Dan ternyata tulisan yang sama tapi tidak serupa tersebut memberikan kesan yang sangat mendalam.

Analisa:

1. Penderitaan
Dalam cerita diatas di kisahkan penderitaan seorang budak buta yang meminta-minta kepada seorang lelaki. Kemudian si lelaki ini melihat adanya sebuah papan dengan tulisan "Saya buta, tolonglah saya."  dengan bermodalkan tulisan tersebut, si budak dapat mengumpulkan beberapa keping uang. Lalu si lelaki ini merubah tulisan di papan itu menjadi "Hari ini sangat indah dan saya tidak dapat melihatnya.".


2. Siksaan
Si budak dikisahkan mendapat siksaan batin atas keadaannya yang tidak dapat melihat, maka itu sebabnya dia mengemis dengan bvermodalkan papan dengan tulisan.


Sumber:   http://kum-pun.blogspot.com/2013/10/kisah-budak-buta-dengan-seorang-lelaki.html

Nama: Giantory Allan P
Kelas: 4ka38
NPM: 1A113159




Kamis, 24 April 2014

IBD (Softskill) Tempat Wisata Guci Tegal

Guci Indah adalah Objek wisata yang berada di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. Dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan.
Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah.
Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Untuk berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan dengan menyewa kuda dengan tarif sewa yang relatif murah.
Fasilitas yang tersedia antara lain penginapan (kelas melati sampai berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.
Akses menuju tempat wisata dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang-Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (minibus) menuju Desa Tuwel yang memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuwel, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan sekitar 30 menit dengan ongkos Rp 5.000 akan mengantar pengunjung sampai tempat wisata GUCI.

ANALISA TEMPAT WISATA GUCI TEGAL MENURUT PANDANGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN MELIHAT KEINDAHAN DARI BEBERAPA SEGI :

FAKTOR KEINDAHAN
  • Keindahan seni
Guci merupakan tujuan wisata wisatawan baik lokal maupun mancanegara karena keindahan alamnya yang eksotis, pemandian air panas ini terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter. . Dengan keindahan seni ornament yang indah anda akan di bawa menyusuri lorong menuju goa grubug, tempat dimana para wisatawan dapat menyaksikan pendaran sinar matahari laksana sinar yang turun dari surga. Cerita tentang GUCI berawal dari sebuah pedukuhan yang bernama Kaputihan. Kaputihan berarti yang belum tercemar atau masih suci, yang berarti daerah Kaputihan belum tercemar oleh agama dan peradaban lain. Istilah Kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Beliau yang dikenal dengan Kyai Ageng Klitik (Kyai Klitik) yang nama sesungguhnya adalah Raden Mas Arya Hadiningrat asal dari Demak. Setelah Beliau Kyai Klitik menetap dan tinggal cukup lama di Lereng Gunung Slamet (kampung Kaputihan) maka banyak warga yang berdatangan dari tempat lain sehingga kampung Kaputihan menjadi ramai. Suatu ketika datanglah Syech Elang Sutajaya utusan Sunan Gunungjati (Syeh Syarief Hidayatulloh) dari pesantren Gunungjati Cirebon untuk syiar islam.
Dan kebetulan di kampung Kaputihan sedang terjadi pagebluk (bencana alam, penyakit merajalela, tanaman diserang hama dsb), sehingga Beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Alloh SWT dengan semedi kemudian Alloh SWT member petunjuk, supaya masyarakat kampung Kaputihan meningkatkan iman dan taqwanya kepada Alloh SWT dengan menggelar tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena wabah penyakit khususnya gatal-gatal agar meminun air dari kendi (Guci) yang sudah dido’akan oleh Sunan Gunungjati. Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendo’akan sumber air panas di kampong Kaputihan agar bisa dipergunakan untuk menyembuhkan segala penyakit. Semenjak itu karena kendi (guci) berisi air yang sudah dido’akan oleh Sunan Gunungjati ditinggal dikampong Kaputihan dan selalu dijadikan sarana pengobatan. Maka sejak saat itu masyarakat sekitar menyebut-nyebut Guci-guci. Sehingga Kyai Klitik selaku Kepala Dukuh Kaputihan Merubahnya menjadi Desa Guci, dan Beliau sebagai Lurah pertamanya.
Guci peninggalan Elang Sutajaya itu berada di Musium Nasional setelah pada pemerintahan Adipati Brebes Raden Cakraningrat membawanya ke Musium.

  • Keindahan alam 
Guci, merupakan taman wisata air panas yang berada di Tegal. Tempatnya sangat sejuk dan asri. Hamparan bukit yang mengelilingi taman wisata Guci serta Gunung Slamet yang menjulang tinggi tepat di hadapan mata membuat suasana semakin nyaman.

Taman wisata air panas ini memiliki daya tarik tersendiri, selain tempatnya yang asri dan sejuk, juga terdapat air terjun yang menambah pemandangan semakin indah. Selain itu ada sebuah tanah lapang yang biasa di pakai untuk berkemah.

Selain pemandian air panas dan air terjun, di Guci sendiri memiliki tawaran lain, yaitu menunggang kuda mengelilingi taman wisata Guci, dan banyak yang menjual pernak-pernik khas yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif warga yang berjualan di taman wisata.

  • Keindahan moral
Di lihat dari sisi moral keindahan dapat terwujud dari penghargaan para pengunjung berupa ramainya serta antusiasnya pengunjung dalam wisata ke Guci. Dan karena para pengunjung dan warga disekitar memberikan nilai yang tinggi terhadap pemandian air panas tersebut. Dan karena selalu menjaga keindahannya agar selalu terpelihara dan dalam kondisi yang hijau menyegarkan.
  • Keindahan intelektual
Pada keindahan intelektualnya bahwa dengan sangat menghargainya tentang hasil karya alam, para pecinta alam pun sekarang menyediakan para pembimbing(guide). Para guide ini lah yang menjelaskan dengan terperinci situasi dan kondisi yang ada di sekitar dan dalam guci. Menjelaskan secara terpelajar kepada para wisatawan. Mereka juga menjelaskan hal hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di area pemandian tersebut.

NILAI ESTETIKA
Keindahan dariGuci tegal yaitu ketika kita dapat berenang (mandi) air hangat dikelilingi oleh tebing-tebing gunung serta pohon-pohon besar yang lebat. Sangat natural serta membuat pengunjung ingin kembali lagi ke tempat wisata ini.

SEBAB SEBAB DICIPTAKANNYA KEINDAHAN
  • Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang telah usang menjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikandan mengorbankan nilai nilai kemanusiaan, tata nilai semacam ini dinilai dapat mnegurangi nilai moral kemanusiaan sehingga dikatakan tidak indah. Pada guci ini tata nilainya belum terlalu usang karena baru sedikit direnovasi oleh campur tangan manusia, Sehingga disana nilai keindahannya masih terjaga dan tergolong murni.
  • Kemerosotan jaman
Di era yang seba modern ini, masyarakat dan khususnya pemerintah seakan menutup sebelah mata budaya-budaya yang sebenarnya bisa diolah untuk tempat wisata maupun untuk pemeliharaan budaya itu sendiri.

Referensi :        http://www.disparbud.tegalkab.go.id/id/wisata-alam/pemandian-air-panas-guci.html
                        http://news.liputan6.com/read/770643/guci-pemandian-air-panas

Nama : Giantory Allan Purnomo
Kelas : 4KA38
NPM: 1A113159


Sabtu, 19 April 2014

ANALISA KARYA SASTRA MANUSIA DAN CINTA KASIH

Puisi Ibu

Aku begitu mencintaimu aku begitu merindukanmu..
Kau begitu indah dan sempurna dimataku..

Pengorbananmu begitu tulus hingga aku sulit untuk membalasnya..
Doaku selalu ku panajat kan untukmu..
Kasih sayangmu begitu besar..

Pelukkanmu begitu hangat hingga aku selalu terjaga
dalam tidurku..

Ibu ibu ibu aku rindu kepadamu aku rindu saat kau membuaiku..
Dengan kasih sayang..
Ya ALLAH jagalah ibu ku di sisimu dan biarkanlah ia merasakan surga mu..

Ibu ibu ibu kau apa kah kah mendengarkan jeritan ini..
Jeritan anakmu yang merindukanmu..
Ibu berikan ketegaran untuk anakmu ini..
Agar anakmu bisa terus senyum sepeti..
Senyumanmu yang tulus.

Analisa:
Hubungan Puisi dengan Manusia dan Cinta Kasih adalah, dalam puisi ini menceritakan tentang cinta kasih seorang anak terhadap Orang Tuanya. Dari cara pemberian cinta kasih ini, dapat termasuk dalam :
^^Orang Tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
    Dalam hal ini, orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang. Terlihat dari gaya bahasa sang penyair yang berterima kasih kepada orang tua yang sudah melahirkannya di dalam kehidupan serta berterima kasih atas bimbingan yang diberikan orang tuanya.
Puisi : Karya Herizal Amin
Judul Puisi : Puisi Ibu
Sumber :   http://ucapanterbaru.blogspot.com/2013/07/puisi-bukti-cinta-kepada-orang-tua.html
Nama : Giantory Allan Purnomo
NPM : 1A113159
Kelas : 4KA38 

Jumat, 11 April 2014

ANALISA KARYA SASTRA PUISI (softskill IBD)

SEBUAH BUKU HARIAN

Akan tereja kembali di sini
Sebuah riwayat paling purba
Tentang Adam yang terusir
Tentang usia yang semakin menggigil
Diam-diam aku mencintaimu
Tidurlah kekasih dalam kalbuku barang sejenak
Sementara angin berkesiul
Membuat siklus diantara hari-hari merenda
Perjalanan tak berujung
Akan bermula kembali di sini
Sementara resah datang menghardik
Sementara hati terasa cabik-cabik

 ANALISA :

1. Figur Bahasa : Figur bahasa pada puisi ini memakai Figur Bahasa Personifikasi dengan membandingkan benda mati seolah - olah menjadi benda hidup.
        Dengan kalimat:  

                "Tidurlah kekasih dalam kalbuku barang sejenak"
                "Sementara angin berkesiul
                "Sementara resah menghardik"

2. kata-kata Ambiquitas : 

              "Akan tereja kembali di sini"
              "Sebuah riwayat paling purba"
              "Perjalanan tak berujung"


3. Kata-kata berjiwa :    

              "Tentang Adam yang terusir"
              "Tentang usia yang semakin menggigil"
              "Membuat siklus diantara hari-hari merenda"
              "Diam-diam aku mencintaimu"

4. Kata-kata konotatif : 

             "tereja" yang mempunyai arti seperti terulang.
             "tercabik-cabik" mempunyai arti seperti hati yang terluka.
            


Puisi ini menceritakan bagaimana gambaran perasaan sang penulis yang merasa resah akibat memendam cinta terhadap seseorang.

Puisi: Karya Suminto A. Sayuti
Judul Puisi : Sebuah Buku Harian
Sumber: http://www.anneahira.com/contoh-puisi-bermajas-personifikasi.htm


Nama : Giantory Allan Purnomo
NPM  : 1A113159
Kelas: 4ka38