Air yang mengalir dari pancuran-pancuran di obyek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng serta penyakit kulit lainnya, khususnya Pemandian Pancuran 13 yang memang memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah.
Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum pancuran 13, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor. Untuk berkeliling di sekitar obyek wisata dapat dilakukan dengan menyewa kuda dengan tarif sewa yang relatif murah.
Fasilitas yang tersedia antara lain penginapan (kelas melati sampai berbintang), wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, dan bumi perkemahan.
Akses menuju tempat wisata dari arah Semarang, pengunjung dapat menggunakan bus jurusan Semarang-Tegal. Setelah sampai di Terminal Tegal, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum (minibus) menuju Desa Tuwel yang memakan waktu sekitar 30 hingga 45 menit. Dari Tuwel, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bak terbuka menuju Guci. Dengan kendaraan tersebut, perjalanan sekitar 30 menit dengan ongkos Rp 5.000 akan mengantar pengunjung sampai tempat wisata GUCI.
ANALISA TEMPAT WISATA GUCI TEGAL MENURUT PANDANGAN MANUSIA DAN KEINDAHAN MELIHAT KEINDAHAN DARI BEBERAPA SEGI :
FAKTOR KEINDAHAN
- Keindahan seni
Dan kebetulan di kampung Kaputihan sedang terjadi pagebluk (bencana alam, penyakit merajalela, tanaman diserang hama dsb), sehingga Beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Alloh SWT dengan semedi kemudian Alloh SWT member petunjuk, supaya masyarakat kampung Kaputihan meningkatkan iman dan taqwanya kepada Alloh SWT dengan menggelar tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena wabah penyakit khususnya gatal-gatal agar meminun air dari kendi (Guci) yang sudah dido’akan oleh Sunan Gunungjati. Dalam kesempatan itu pula Sunan Gunungjati berkenan mendo’akan sumber air panas di kampong Kaputihan agar bisa dipergunakan untuk menyembuhkan segala penyakit. Semenjak itu karena kendi (guci) berisi air yang sudah dido’akan oleh Sunan Gunungjati ditinggal dikampong Kaputihan dan selalu dijadikan sarana pengobatan. Maka sejak saat itu masyarakat sekitar menyebut-nyebut Guci-guci. Sehingga Kyai Klitik selaku Kepala Dukuh Kaputihan Merubahnya menjadi Desa Guci, dan Beliau sebagai Lurah pertamanya.
Guci peninggalan Elang Sutajaya itu berada di Musium Nasional setelah pada pemerintahan Adipati Brebes Raden Cakraningrat membawanya ke Musium.
- Keindahan alam
Taman wisata air panas ini memiliki daya tarik tersendiri, selain tempatnya yang asri dan sejuk, juga terdapat air terjun yang menambah pemandangan semakin indah. Selain itu ada sebuah tanah lapang yang biasa di pakai untuk berkemah.
Selain pemandian air panas dan air terjun, di Guci sendiri memiliki tawaran lain, yaitu menunggang kuda mengelilingi taman wisata Guci, dan banyak yang menjual pernak-pernik khas yang dibuat oleh tangan-tangan kreatif warga yang berjualan di taman wisata.
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
NILAI ESTETIKA
Keindahan dariGuci tegal yaitu ketika kita dapat berenang (mandi) air hangat dikelilingi oleh tebing-tebing gunung serta pohon-pohon besar yang lebat. Sangat natural serta membuat pengunjung ingin kembali lagi ke tempat wisata ini.
SEBAB SEBAB DICIPTAKANNYA KEINDAHAN
- Tata nilai yang telah usang
- Kemerosotan jaman
Referensi : http://www.disparbud.tegalkab.go.id/id/wisata-alam/pemandian-air-panas-guci.html
http://news.liputan6.com/read/770643/guci-pemandian-air-panas
Nama : Giantory Allan Purnomo
Kelas : 4KA38
NPM: 1A113159
Tidak ada komentar:
Posting Komentar